Antara yang Bernama Air dan Api

Waktu itu, dinihari yg mempunyai titisan yg damai.,
mengetuk gendang telinga dengan baik-baik saja, dari jendela kamar.,
barangkali, sepasang mata ini sedang katup meraikan pembaringan seperti sekujur mayat berkafan, namun bagai ada suara dari rasa terdalam di perdu hati membisikan, "antara yang bernama air dan api."
lalu layjr mata dipintas gambaran azali. Katup mata jadi rapat, memerah genang yg sukar..

Tidak pasti apa yg sdang ku pikirkan, cuma terlintas frasa jiwa,
"kejahatan dan kedosaan itu bagai api yang memakan kayu-kayu kering"..

Lalu datang pula frasa bening dari butiran tasbih, "dan air kali itu bagai mencanai jasad batu yang keras menjadi lunak"..

Katup mata jadi rapat, masih memerah genang.. Barangkali itu yang ingin dibicarakan buat pagi ini..

(dikutip dengan perubahan)